Jumat, 05 Maret 2010

my letter for you.

dear you,
when life gives you so many damn option, you freeze.
and you chose to walk away, to stare tomorrow and to be succeed.
without even bother about all the persons in the past.
without even bother about the failure you ever swallowed.
without even bother every tears and laughter in the past.

you walk away like a whiz.
you stepped up like a hero

but all i see is arrogance
all i see is snob

success will not separates us, neither is a bunch of task, nor lack of time. because i was there. with future, with hope, dreams and bunch of task to get done. but i chose to once in a while looking back and reach your hand.

things that you dont do to me.

dont say that its all because your lack of time.
cos its not about that.

God gave you option. and you chose your option. you chose your option because that option better than other option.

im happy for you, i dont hold a grudge. but so you know, im not ready to be disposable friend.

you can continue your life and grab any success you see. be friend with any new person in life and forget the old one. i hope it works on you, cos it never works on me.


sincerely yours,
your old friends.

i love you

saya sadar ini hidup.

saya masih teringat dengan beberapa pepatah yang bilang "kalo ga ada masalah namanya bukan hidup" atau "hidup seperti roda kadang di atas kadang di bawah"

hal hal seperti itu..

hal yang saya alami dan terjadi begitu konkretnya setiap saat. saya dan hidup. saya dan suami. saya dan kuliah. saya dan sahabat. saya dan saya.

saya sedang ber"juggling" dengan begitu banyak hal saat ini, tapi saya rasa hampir setiap orang juga juggling dengan hal yang sama. kadang disaat kita "juggling" beberapa hal bersamaan selalu ada yang jatuh dan dikorbankan demi keharmonisan hal hal lainnya, bagi suami saya itu keluarga. bagi saya itu adalah dia. karna ketika banyak orang gagal memenuhi harapan saya, dia tidak. dia tidak pernah sedikitpun membuat saya kecewa.

dia bukan dewa.
dia seringkali membuat saya marah dan sedih.
tapi kecewa?
alhamdulillah sampai saat ini tidak.

kehidupan persahabatan saya tidak berjalan terlalu mulus, terlalu banyak kerikil dan konflik. saya hampir mati bosan dengan konflik yang itu itu saja. kehidupan perkuliahan menimbulkan stress yang begitu tinggi hingga seperti akan mencekik saya. dan keluarga (slain dia) yang seharusnya memberikan ketenangan pun seolah ingin meramaikan suasana hiruk pikuk keseharian saya.

ketika semua selalu saja gagal memenuhi ekspektasi saya yang irasional. hanya satu yang tidak pernah gagal.

dia.

dan bahkan saat saya menulis blog ini, dia sedang melakukan hal termanis di hari ini. menyetrika baju2 bersih. oh i love you, hon.